
Siapa yang akrab dengan situasi ini; klien menginginkan hal baru, tapi mereka minta contoh atau case study bahwa hal baru tersebut sudah teruji atau pernah sukses.
Heh, gimana, gimana?
Semakin unik atau semakin original sebuah ide, biasanya akan semakin sulit dijual. Secara naluriah, manusia memiliki sistem penolakan terhadap hal-hal yang sifatnya gak pasti. Artinya, ketika mereka melihat sesuatu yang tidak umum untuk mereka, maka secara naluri mereka akan mengeluarkan sistem pertahanan terhadap hal tidak umum tersebut. Ini mengapa semua klien menginginkan hal baru tapi sangat sedikit hal baru yang muncul di permukaan.
Suggestion gue adalah, ketika menawarkan sesuatu yang baru, jual sisi efektifitasnya dan bukan sisi originalitasnya. Karena ujung-ujungnya, sesuatu yang fresh atau original belum tentu menyelesaikan masalah.
Siapapun yang pernah bekerja dengan orang Amerika dan orang Inggris akan paham bagaimana kultur Amerika dalam menjual ide ke klien selalu mengedepankan sisi bisnis, sedangkan orang Inggris lebih mengedepankan sisi kreatifitas. Kenyataannya, hal-hal baru dan fresh lebih banyak datang dari advertising agency yang markasnya ada di Amerika.
So, if you want to sell something new, explain to the client how it can bring positive impact to their business rather than focusing on how new it is.