LeMBUR 0003: TIGA HAL PALING PENTING UNTUK ORANG IKLAN: 1. REFERENCE, 2. REFERENCE, 3. REFERENCE

DIAM ITU EMAS-EMAS

Kalau ditanyan tipe orang yang saya benci di advertising, jawabannya mereka yang pas brainstorm cuma bisa diem. Yang kedua, mereka yang banyak ngomong saat brainstorm tapi nggak ada isinya. Buat saya, gampang melihat performance seseorang, lihat bagaimana sumbangsih mereka ketika berdiskusi/brainstorm.

Mungkin ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih diam ketika berdiskusi. Bisa jadi dia ketakutan, grogi atau tidak pede. Bisa jadi dia tidak tahu tema diskusi, atau kenapa dia dikumpulkan di sini. Bisa jadi juga, simply dia tidak punya ide atau apapun untuk dishare. Ketiganya ca’ur sih, tapi kali ini saya mau bahas yang terakhir, yaitu mereka-mereka yang tidak ngomong karena tidak punya ide untuk dishare.

Seorang Creative Director sedang berusaha membaca pikiran anak buahnya yang hanya diam membisu.

kalau perut kosong, kamu tak akan bisa muntah

Oke, mungkin ini bukan perumpamaan yang baik, terutama kalau kamu baca tulisan ini pas lagi makan. Tapi saya menganalogikan begini; kalau perut lagi kosong, lalu kamu paksa muntah, pasti gak akan ada yang keluar. Paling ludah-ludah tidak jelas yang keluar. Begitu juga dengan otak. Kalau otak tidak pernah disuplai dengan informasi, kira-kira ketika kamu mau “muntah ide”, ada yang keluar tak? Informasi apa yang dimaksud? Yup, kita menyebutnya “reference”.

Reference bisa diambil dari mana saja; film, buku, komik, cerita teman, game, kisah dari group WA, iklan orang lain, presentasi orang lain, apa ajalah. Intinya, seseorang yang banyak tahu, pasti banyak yang bisa disampaikan. Waktu saya baru masuk advertising, mungkin sekitar tahun 2004-an, akses ke informasi belum sebanyak sekarang. Waktu itu kalau kita mau lihat iklan-iklan luar negeri pemenang award, hanya bisa lewat: buku atau DVD. Waktu kurang lebih 4-5 tahun saya pertama kerja, hampir setiap weekend saya datang ke kantor untuk melahap buku atau DVD iklan pemenang award milik kantor. Karena di hari biasa tidak ada waktu, harus kerja. Keuntungannya adalah, ketika tim brainstorming, saya punya banyak cerita, punya banyak referensi, dimana teman-teman lain baru mulai buka-buka buku referensi SAAT sedang brainstorming. Ini sama seperti kamu harus muntah dan buru-buru masukin makanan supaya ada yang bisa dikeluarin…ya semacam itulah.

Siapa yang ingat majalah ini berarti kamu tua.

Hari ini, referensi luar biasa banyaaak. Saking banyaknya sampai bingung sendiri harus lihat yang mana. Popcult, perusahaan saya, hari ini langgananan begitu banyak tools untuk memperkaya referensi, dan kami berikan gratis ke karyawan. Tapi saya perhatikan hanya sedikit yang memanfaatkan, dan bisa ditebak, orang-orang yang tidak memanfaatkan ini ya kemampuannya gitu lah. Jadi kaya referensi itu bukan masalah mudah atau tidak mendapatkan sumbernya, tapi mau atau tidak.

REFERENSI ITU NYONTEK?

Hmm, ini perdebatan yang tidak berujung. Tapi coba jawab pertanyaan ini; tunjukkan satu orang saja yang tidak terinspirasi dari orang lain.

Saya melihat referensi itu sebagai sumber inspirasi. Makanya, sumbernya bisa dari berbagai macam. Saya pernah bikin iklan yang referensinya dari film, dari iklan lain, dari kehidupan teman, dari buku, dari game dan macam-macam. Tidak ada seseorang pun yang bikin sesuatu dari nol, dia pasti bikin sesuatu menggunakan landasan yang sudah ada.

Ilmuwan kimia, bikin penemuan berdasarkan zat-zat senyawa yang sudah ada, dicampur aduk ama dia sampai jadi senyawa baru. Artis atau seniman, menghasilkan karya dari pengalaman dan pengamatan bertahun-tahun, yang diamati tentu orang lain dong, masa ngamatin diri sendiri. Fashion designer terinspirasi dari fashion designer lainnya. Penulis film terinspirasi dari buku, penulis buku terinspirasi dari film, dan seterusnya.

Ingat ini, pembelajaran sama pentingnya dengan menciptakan. Kita hanya bisa menghasilkan sesuatu kalau kita belajar sesuatu.

Kamu tidak bisa berinovasi tanpa sentuhan imitasi dan dorongan imajinasi.

khairul akbar

Jadi kamu tau sekarang pentingnya punya banyak referensi. Lahap semua yang bisa kamu lahap, catat kalau kamu menemukan sesuatu yang menarik dan keluarkan semua ceritamu ketika sedang brainstorming. Jangan takut dianggap tidak orisinil, karena tidak ada orang yang orisinil. Tunjukkan kepada saya seseorang yang mengaku tidak terinspirasi dari orang lain maka saya akan tunjukkan seseorang yang pandai menyembunyikan sumber referensinya.

“That great poets imitate and improve, whereas small ones steal and spoil.”

W. H. Davenport Adams