Netflix The Last Dance mungkin sedikit dari film dokumenter yang bikin saya tak bisa berhenti menonton. Berbeda dari kebanyakan film dokumenter lain, The Last Dance dikemas dalam bentuk story-telling yang tersusun rapi dengan eksekusi produksi yang ringan namun sangat high-quality.
Michael Jordan dan dinasti Chicago Bulls-nya adalah pahlawan saya di era 90an, dan sepertinya pahlawan hampir seluruh anak-anak di masa itu. Tapi sebelum Netflix The Last Dance, banyak hal tentang Chicago Bulls secara umum dan Michael Jordan secara khusus yang saya tidak tahu. Banyak pelajaran tentang kehidupan yang bisa saya ambil dari dokumenter sepanjang 10 episode ini. Tapi saya hanya akan membabarkan empat pelajaran yang menurut saya paling saya ingat.
Michael Jordan is not the nicest person when it comes to his ambition.
Michael Jordan bukan dikenal sebagai salah satu orang paling ramah sepanjang masa, dia dikenal sebagai salah satau atlit terbaik sepanjang masa. Dalam salah satu episode, Michael Jordan, Babe Ruth dan Muhammad Ali disebut sebagai tiga legenda olah ragawan dan tidak ada lagi setelahnya.
Untuk mendapatkan status ini, MJ memiliki standard yang sangat tinggi. Sangat, sangat, tinggi. Standard ini yang dia inginkan juga dimiliki oleh seluruh rekan setimnya. MJ dikenal sebagai seseorang yang pemarah, gemar memaki, membully siapapun yang tidak bisa mencapai standard yang dia inginkan. MJ adalah penebar terror di tempat latihan dan di pertandingan, rekan se-timnya benar-benar takut dengan MJ dan mereka berusaha sebaik-baiknya untuk bisa memenuhi standard MJ.
Tapi di akhir karirnya, bukan rasa takut akibat terror yang dia tebarkan yang diingat oleh rekannya, melainkan bagaimana MJ bisa membawa mereka ke posisi yang mungkin mereka tidak akan bisa capai sendirian. MJ telah mendorong seluruh tim maju dan rekan se-timnya berterimakasih atas apa yang dilakukan MJ kepada mereka.
Dunia mengenal karakter pemimpin penebar terror seperti MJ, ada Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Rupert Murdoch dan Martin Sorrel adalah sedikit dari pemimpin ynag memiliki karakter seperti MJ.
Sekarang tinggal pilih, ingin bekerja dengan pemimpin yang nice dan baik tapi membuat kamu mediocre atau dengan pemimpin penebar terror namun bisa mendorong kamu ke posisi tertinggi.
Michael Jordan never asks his teammate to do something he wouldn’t do.
Sebagai pemimpin, jangan meminta tim mu melakukan sesuatu yang kamu tidak pernah atau tidak mau melakukan.
MJ seorang pekerja keras baik di tempat latihan ataupun di lapangan pertandingan. Dia latihan lebih berat dari siapapun, dan ketika dia meminta timnya untuk melakukan sebuah hal, bisa dipastikan dia sudah melakukan hal tersebut terlebih dahulu.
Jangan meminta tim mu untuk kerja lembur kalau kamu pulang jam 7 malam, jangan meminta tim mu untuk memenangkan bisnis kalau kamu sendiri tak bisa memenangkan bisnis, jangan meminta tim mu untuk memenangkan award kalau kamu tak pernah memenangkan award. Jangan minta tim mu untuk punya progres kalau dirimu sendiri tak punya progres.

Michael Jordan did not spend his time worrying about something he can’t change.
Apa yang membedakan MJ dengan pemain basket lain bukan sekedar dia bisa lompat lebih tinggi, berlari lebih kencang atau melempar bola lebih tepat, tapi kemampuan MJ untuk benar-benar bisa konsentrasi dengan apa yang sedang dia lakukan, tanpa menyesali masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan.
MJ berkata dia tidak pernah mengkhawatirkan tentang lemparan bola yang meleset padahal dia belum melakukan lemparan tersebut. Mentality seperti ini yang mendorong seseorang bisa memaksimalkan apa yang sedang dia lakukan, karena dia tidak dibebani oleh sesuatu yang tidak bisa dia kontrol, yaitu masa lalu dan masa depan.
Don’t replace the winning team.
Sebelum dinasti Michael Jordan, Chicago Bulls merupakan salah satu tim terburuk di NBA. Kemudian masuk Michael Jordan, Phil Jackson, Pippen, Rodman, Kukoc dan lainnya. Mereka adalah sekelompok pemenang yang membawa Bulls menjadi enam juara NBA.
Ketika Jerry Krause memutuskan untuk mengganti Phil Jackson, dia telah mengganti seluruh tim. Jordan menolak bermain untuk pelatih lain, lalu satu persatu tim juara tersebut pergi. Krause percaya kalau dia bisa membangun tim yang lebih baik dari dinasti MJ. Namun sejak dinasti MJ dibubarkan hingga kini, Bulls tidak pernah memenangkan apapun.
Dalam bisnis atau karir, kita kerap tertarik untuk mengubah formula yang sudah bekerja dengan formula yang lebih baik, dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang juga lebih baik. Namun yang perlu diingat adalah, untuk tidak mudah mengganti sesuatu yang sudah bekerja dengan baik dengan sesuatu yang belum tentu bisa jadi lebih baik.
If it aint broke don't fix it.